http://e-pga.blogspot.com/2009/07/pentingnya-komunikasi-untuk.htm
Posted by on Tuesday, July 7, 2009
Labels:
Rewards
Dilihat dari tujuan utama pemberian benefit kepada
karyawan yaitu antara lain untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap
perusahaannya dan untuk memotivasi karyawan. Dengan tujuan ini Perusahaan cukup
serius dalam menangani benefit bagi karyawan. Perusahaan mengerti bahwa masalah
ini sangatlah penting.
Seperti kita semua ketahui, sulit untuk mencapai
kepuasan bagi seluruh karyawan secara merata, karena kebutuhan tiap orang
berbeda-beda. Perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan agar
karyawan merasa nyaman dalam bekerja di dalam perusahaan, namun tentu tidak
semua karyawan puas dengan kebijakan perusahaan yang diambil. Salah satu benefit
untuk mencapai tujuan seperti yang disebutkan diatas adalah jaminan kesehatan
karyawan.
Untuk penerimaan benefit ini kepada karyawan, maka tentu saja
perlu komunikasi dua arah. Mengapa komunikasi penting? Ya, memang harus ada
komunikasi supaya tujuan pemberian benefit tidak sia-sia tentunya... Ingat
pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang...
Komunikasi adalah
hal yang penting bagi Perusahaan dan
karyawan untuk mensosialisasikan, memahami, mengapresiasi dan melaksanakan
benefit. Namun, hanya sedikit saja yang yakin bahwa perusahaan telah
mengkomunikasikan dan karyawan telah memahami dengan baik mengenai adanya
benefit terutama jaminan kesehatan ini.
Mengapa ada kesenjangan dalam
komunikasi antara karyawan dengan perusahaan terutama pada program benefit
jaminan kesehatan ini?
Sebuah lembaga bernama Colonial Life yang
berkantor di Columbia, AS melakukan survei atas 650 orang manajer HR dan
administrator benefit dengan menanyai mereka tentang benefit yang mereka
sediakan dan sejauh mana karyawan memahami adanya benefit tersebut. Hampir lima
persen manajer berpikir bahwa karyawan mereka bahkan tidak tahu-menahu perihal
benefit yang tersedia bagi mereka.
Dalam sebuah survei terpisah jauh
sebelumnya, yang dilakukan oleh Watson Wyatt
Worldwide, ditemukan fakta bahwa karyawan lebih menghargai perusahaan yang
memberikan benefit lebih sedikit namun dijelaskan dengan baik, ketimbang
perusahaan yang benefitnya banyak namun mereka tidak tahu karena tidak ada
penjelasan yang memadai.
Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa
pentingnya komunikasi antara perusahaan dan karyawan dalam hal benefit. Masalah
komunikasi ini ternyata sering kali muncul dalam menjelaskan benefit. Kita
berada di tengah antara perusahaan dan karyawan, dapat bertanya pada diri kita
sendiri: apakah kita sendiri mengerti mengenai kebijakan, ketentuan dan prosedur
benefit terutama jaminan kesehatan dan juga telah mengkomunikasikannya kepada
karyawan di lingkungan atau area kita?
Personalia adalah pintu pertama
berarti bagian yang langsung berhadapan dengan karyawan, sehingga mau tak mau
personalia diharapkan mengetahui asuransi yang dipergunakan dan prosedur klaim
untuk membantu karyawan baik informasi maupun kasus-kasus yang
muncul.
Disini kita tidak membahas mengenai ketentuan asuransi kesehatan
yang kita laksanakan, manfaat yang kita atau karyawan terima, cara klaim atau
sebagainya. Mungkin kebanyakan kita mengetahui benar hal tersebut. Tapi yang
menjadi permasalahan apakah disekitar kita memahami benar mengenai benefit
tersebut?
Peran kita sebagai orang yang berada di antaranya menjadi
jembatan bagi perusahaan dan karyawan. Komunikasi yang kita lakukan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu komunikasi ke atas, misalnya kita berkomunikasi ke
para pimpinan perusahaan dan komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi dari tingkat
yang lebih tinggi ke arah bawah. Ini sangat penting dan memang sulit. Kita harus
menjelaskan ke karyawan, juga kita mendengarkan dan menerima masukan-masukan
yang kemudian disampaikan ke manajemen perusahaan.
Kecanggihan pada era
globalisasi saat ini, sungguh mengagumkan. Komunikasi menjadi lebih mudah
dilakukan seperti dengan: surat elektronik (e-mail) yang dapat langsung diterima
dalam hitungan per detik, kotak pesan (messanger), telepon genggam (mobile
phone), SMS (short messanger service), 3G, dan seterusnya. Semua kemudahan
tersebut memang tidak menjamin bahwa komunikasi akan berjalan lancar, dalam arti
bisa diterima dan dipahami oleh pihak penerima.
Permasalahan yang timbul
dalam komunikasi ini adalah:
- Mendengarkan, masing-masing pihak berusaha untuk bicara sehingga tidak ada yang mendengarkan. Informasi yang disampaikan tentu akan sia-sia
- Empati, jika mendengarkan tanpa empati, akan percuma saja berkomunikasi antar pihak. Dengan empati, diharapkan masing-masing pihak memahami permasalahan yang ada. Atau mudah berempati, alias termanipulasi oleh pihak lain, sehingga tidak efektif dalam penyampaian?
- Saling adu bicara, lalu siapa yang mendengarkan?
- Kurang pemahaman akan informasi yang akan disampaikan.
- Bahasa dengan banyak jargon dan kecepatan pengucapan, yang sulit didengar dan dipahami oleh penerima
- Cara penyampaian, karena akan lebih mudah menyampaikan kabar gembira daripada kabar yang lebih buruk.
-
Sulit menerima umpan balik.
dan seterusnya - yang tentu dapat diteruskan oleh Anda.
Oleh karena itu, kita perlu mengikuti kiat mempelajari keterampilan
berkomunikasi, yaitu:
- Harus menyadari mengapa keterampilan komunikasi penting dikuasai dan apa manfaatnya bagi kita.
- Harus memahami arti ketrampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku komponennya yang perlu kita kuasai untuk mewujudkan keterampilan itu
- Harus rajin mencari atau menemukan situasi-situasi dimana kita dapat mempraktikkan ketrampilan tersebut.
- Tidak boleh segan atau malu meminta bantuan orang lain untuk memantau usaha kita serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah kita capai maupun kekurangan yang masih kita miliki
- Tidak boleh bosan belajar atau berlatih. Keterampilan berkomunikasi tersebut harus kita praktekkan terus menerus.
- Keseluruhan latihan tersebut harus kita bagi dalam satuan-satuan atau bagian-bagian tertentu, agar setiap kali dapat kita rasakan keberhasilan usaha kita. Misalnya, berlatih membangun sikap percaya, mengungkapkan pikiran secara jelas, mendengarkan dan sebagainya.
- Akan sangat menolong bila kita dapat menemukan teman yang dapat kita ajak sebagai lawan berlatih.
- Keterampilan berkomunikasi dengan seluruh komponen atau bagiannya teresbut harus terus menerus kita latih dan pratikkan, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri kita.
Lalu apakah yang perlu kita lakukan?
Sebenarnya banyak cara untuk
dapat menyampaikan kepada karyawan mengenai benefit yang mereka terima melalui
media seperti misalnya:
1. buku panduan, yang dapat diakses di web
perusahaan
2. program sosialisasi kepada karyawan di lokasi kerja
3.
brosur atau surat atau email
4. majalah atau milis khusus karyawan
5.
melalui video
6. melalui pertemuan dalam sebuah tim, atau bahkan
7.
melalui pertemuan tatap muka secara pribadi
Jadi media apakah yang telah kita terapkan untuk dapat
menyampaikan benefit kepada karyawan, sehingga karyawan juga termotivasi dan
berkomitmen terhadap perusahaan, dan karyawan juga merasakan bahwa perusahaan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan jaminan kesehatan bagi dirinya dan
keluarganya, sehingga dapat secara nyaman dan aman bekerja.
Colonial Life
menanyai para manajer mengenai metode yang mereka gunakan untuk
mengkomunikasikan mengenai benefit kepada karyawan, dan hasilnya sebagai
berikut:
1. 90% manajer mengatakan, pertemuan tatap muka langsung dengan
karyawan akan sangat meningkatkan pemahaman mereka mengenai benefit yang disediakan perusahaan, namun hanya 58% yang melakukannya.
2. 80% menggunakan
metode pertemuan kelompok untuk menjelaskan soal benefit
3. 44%
menjelaskannya melalui internet
4. 40% meminta karyawan untuk mencari tahu
sendiri.
Dari survei di atas, kita dapat melihat mana metode yang efektif
agar kita dapat mengkomunikasikan benefit perusahaan kepada karyawan.
Kecanggihan teknologi tidak dapat menjamin akan terjadi komunikasi yang baik.
Kita telah memberikan sosialiasi mengenai jaminan kesehatan kepada pertemuan
kelompok, dan seluruh informasi mengenai benefit terutama jaminan kesehatan
dapat diperoleh dari web perusahaan, namun apakah kita telah menerapkan
pertemuan tatap muka langsung dengan karyawan sehingga meningkatkan pemahaman
mereka tentang benefit yang ada?
Sumber:
- Blog: Beautiful Mind, 2008
- Dr. A.
Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi, 2000
- George A. Miller, Language and
Communication, 1963
- Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, 1997
-
Michael Armstrong and Helen Murlis, Reward Management,
2003
by :
Elfiria